Rabu, 29 Februari 2012

SALAM ORANG PELIT KETEMU ORANG MEDIT

Orang pelit ketemu orang medit:
A: Asw
B: W3

Mungkin menurut anda ini sepele, tapi tidak menurut saya

... Sekecil apapun perbuatan itu pasti ada nilainya disisi Allah, dan sesungguhnya amal ibadah seseorang itu tergantung dari keikhlasan masing-masing individu, kalaulah kita hendak mengucapkan salam dan shalawat, hendaknya menuliskannya dengan lengkap (tidak dengan menyingkatnya), sebagai bukti keikhlasan kita dalam mengamalkannya.

Selasa, 28 Februari 2012

TABARUJ....INI BUTA WANITA... WAJIB TAHU YAH...


(ditulis oleh: Al -Ustadzah Ummu Ishaq Al-Atsariyyah)
Wanita adalah makhluk yang kerap menjadi korban komoditi dan mode. Beragam kosmetik, parfum bermerek, hingga model pakaian yang lagi tren, dengan mudah menjajah tubuh mereka. Malangnya, dengan segala yang dikenakan itu, mereka tampil di jalan-jalan, mal-mal, atau ruang publik lainnya. Alhasil, bukan pesona yang mereka tebar tapi justru fitnah.
Pernah dengar kata tabarruj? Apa sih maknanya?
Allah l menyinggung kata ini dalam firman-Nya:
وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى
“Janganlah kalian (wahai istri-istri Nabi) bertabarruj sebagaimana tabarruj orang-orang jahiliah yang awal.” (Al-Ahzab: 33)
وَالْقَوَاعِدُ مِنَ النِّسَاءِ اللَّاتِي لَا يَرْجُونَ نِكَاحًا فَلَيْسَ عَلَيْهِنَّ جُنَاحٌ أَنْ يَضَعْنَ ثِيَابَهُنَّ غَيْرَ مُتَبَرِّجَاتٍ بِزِينَةٍ
“Dan perempuan-perempuan tua yang terhenti dari haid dan mengandung, yang tidak memiliki keinginan untuk menikah lagi, maka tidak ada dosa bagi mereka untuk menanggalkan pakaian luar1 mereka dengan tidak bermaksud tabarruj dengan perhiasan yang dikenakan … .” (An-Nur: 60)

GAMBAR MAHLUK BERNYAWA


Dalam salah satu kurikulum pelajaran di sekolah-sekolah, anak diminta menggambar makhluk bernyawa atau diberikan gambar ayam betina yang belum lengkap, lalu dikatakan padanya, “Sempurnakanlah gambar ini.” Terkadang si anak diminta menggunting gambar bernyawa lalu menempelkannya di kertas, atau ia diminta mewarnai gambar tersebut. Apa pendapat antum tentang hal ini?

Jawab:
Fadhilatusy Syaikh Muhammad ibnu Shalih Al Utsaimin t berkata, “Saya memandang hal tersebut haram, wajib untuk dilarang. Para penanggung jawab pengajaran harus menunaikan amanah dalam masalah ini dan melarang perkara yang seperti ini. Bila mereka ingin mencari kejelasan tentang kecerdasan seorang murid, mereka bisa mengatakan, ‘Buatlah gambar mobil atau pohon’, atau benda-benda semisalnya yang diketahuinya. Dengan seperti itu dapat diketahui sejauh mana kecerdasan, kecermatan, dan penerapannya terhadap perkara-perkara yang ada.
Apa yang terjadi di sekolah-sekolah tersebut merupakan musibah yang menimpa manusia dengan perantara setan, padahal sebenarnya tidak ada bedanya membuat gambar pohon, gambar mobil, istana, ataupun gambar manusia. Karenanya aku memandang wajib bagi para penanggung jawab untuk melarang hal seperti itu. Bila memang terpaksa menggambar makhluk bernyawa maka hendaknya mereka menggambar hewan tanpa kepala.”

KEDUDUKAN SANAD DALAM ISLAM

(ditulis oleh: Al-Ustadz Abu Karimah Askari bin Jamal)
Sanad memiliki peranan yang sangat penting dalam menukilkan wahyu, baik Al-Qur’an Al-Karim maupun Sunnah Rasulullah n. Demikian pula menukilkan berita dari kalangan salafus saleh dari para sahabat, tabi’in, dan yang setelahnya. Karena tanpa sanad, satu berita tidak bisa dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, meriwayatkan hadits-hadits Rasulullah n dengan sanad akan memberikan beberapa faedah yang sangat agung. Di antaranya adalah sebagai berikut. 
1. Ilmiah dalam Penukilan
Dengan sanad, seseorang menukil wahyu Allah l dan hadits Rasul-Nya secara otentik sebagaimana asalnya, sehingga memberikan kekuatan hujjah bagi seorang muslim dalam berpegang teguh dengan Sunnah Rasulullah n.
Abdullah bin Mubarak t mengatakan:
الْإِسْنَادُ مِنَ الدِّينِ وَلَوْلَا الْإِسْنَادُ لَقَالَ مَنْ شَاءَ مَا شَاءَ
“Sanad itu bagian dari agama. Kalaulah tidak ada sanad, orang akan sesukanya mengatakan apa saja yang dia inginkan.” (Diriwayatkan Muslim dalam Muqaddimah Shahih-nya, 1/15)

HADITS ITU TERPELIHARA SEBAGAIMANA AL QURAN

(ditulis oleh: Al-Ustadz Abu Ubaidah Syafruddin)

“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (Al-Hijr: 9)
Penjelasan Mufradat Ayat
“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an.”
Al-Imam Al-Qurthubi (10/5), Ibnu Katsir (2/528), dan Ibnu Jarir Ath-Thabari (14/8) mengatakan bahwa makna ﮚ  adalah Al-Qur’an.
As-Sa’di t mengatakan, “Maksudnya Al-Qur’an, yang mengandung peringatan terhadap segala sesuatu, berupa berbagai masalah dan dalil-dalil yang cukup jelas, serta mengingatkan orang yang menghendaki peringatan.”
“Dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.”
Ulama ahli tafsir berbeda pendapat dalam memaknai kata ganti لَهُ. Ada yang berpendapat bahwa kata ganti tersebut kembali kepada ﮚ yaitu Al-Qur’an. Ulama yang lain berpendapat bahwa kata ganti tersebut kembali kepada Nabi Muhammad n, sebagaimana dalam firman Allah l:
“Allah l memelihara kamu dari (gangguan) manusia.” (Al-Maidah: 67).

SEJARAH ILMU SANAD

(ditulis oleh: Al-Ustadz Abu Karimah Askari bin Jamal)

Islam adalah agama yang dibangun di atas landasan ilmu, sehingga segala sesuatu yang terdapat di dalamnya, dipecahkan dan diselesaikan dengan cara ilmiah. Termasuk keilmiahan Islam adalah penukilannya yang otentik dari sumber syariat yang murni, yang berasal dari Allah l dan Rasul-Nya n. Kedua wahyu yang agung ini menjadi pedoman setiap insan yang mengharapkan jalan keselamatan hidup di dunia dan akhirat. Rasulullah n bersabda:
إِنِّي قَدْ تَرَكْتُ فِيْكُمْ شَيْئَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا بَعْدَهُمَا؛ كِتَابَ اللهِ وَسُنَّتِي، وَلَنْ يَتَفَرَّقَا حَتَّى يَرِدَا عَلَيَّ الْحَوْضَ
“Sesungguhnya telah aku tinggalkan untuk kalian dua perkara yang kalian tidak akan sesat selama-lamanya setelah keduanya: Kitab Allah dan sunnahku, dan keduanya tidak akan berpisah hingga keduanya mendatangiku di atas telaga (hari kiamat).” (HR. Al-Hakim dalam Al-Mustadrak, 1/172)

Rabu, 22 Februari 2012

CERITA UNIK PENGALAMAN SEORANG PENJAGA TOKO BUKU DAN SEORANG INTEL POLISI

Inilah cerita faktual dari Al Akh Gugus Gustian :

"Ana izin bercerita sedikit, waktu itu malam hari, ana lupa tepatnya kapan, seperti hari biasa, ana menjaga toko buku dan herbal yg bertempat di jantung ibukota…

Semakin malam, pembeli semakin sepi, lantas datang seorang bapak berpakaian rapih, beliau menanyakan kepada kami (penjaga toko) mengenai kitab Syarah Riyadhus Sholihin yg di bahas di Rod...ja oleh Ust Badrusalam, ana kasih pilihan, beliau mau yg di syarah oleh Syaikh Salim bin Ied Al Hilaly atau yg di syarah oleh Syaikh Utsaimin -rahimahullah-

Dia lupa, seketika itu juga dia mengambil HP-nya, dan berkata “Sebentar ana telpon Ust. Badru dulu (kurang lebihnya seperti ini perkataan dia, ana lupa tepatnya)”, langsung dia telpon dan terhubung dan berbicara ke Ust. Badru, singkatnya Ust. Badru memberi pernyataan kalau yg ia bahas itu ialah yg di syarah oleh Syaikh Aalim bin Ied Al Hilaly.

Ya sudah, ana ambilkan kitab tersebut yg ia pesan, ana penasaran, bagaimana ia bisa memiliki nomer telpon Ust. Badru, dan punya akses ke beliau langsung